Perpisahan Meskipun Hanya Sementara

Eleanor
1 min readJan 5, 2024

--

Aku baru sadar ketika kamu mengatakannya. Maaf aku baru menyadarinya sekarang. Maaf buat aku yang kurang peka terhadap sikapmu. Jujur, aku sudah menyukaimu dari awal. Aku mengajakmu bertemu karena aku ingin mengenalmu lebih dalam. Aku ingin tahu segala sifatmu. Meskipun belum semuanya aku ketahui. Ya, kita merasakan yang sama. Namun, masih ada batas penghalang di antara kita yang mungkin enggan untuk aku menembusnya. Aku sebagai laki-laki masih takut dan berusaha untuk menjagamu. Meskipun aku sendiri juga tidak berniat jahat padamu. Aku hanya ingin menjaga sikapku. Mengingat kita ini masih kenalan, belum menuju ke jenjang serius. Saat perpisahaan itu, kamu bersedih. Kamu ingin mengatakannya padaku, mungkin sepatah atau dua patah kata perpisahan dan janji untuk bertemu kembali. Tak lupa, kamu juga ingin memelukku dengan erat, tak ingin segalanya cepat usai. Namun, memang sudah saatnya kita berpisah untuk sementara waktu. Hei, semua yang kamu pikirkan, semuanya sama yang aku pikirkan juga. Aku juga ingin mengucapkan salam perpisahan untukmu. Memberikanmu pelukan hangat. Pelukan perpisahan meskipun hanya sementara. Kamu tau? Selama kita jalan-jalan, aku ingin menggandeng tanganmu. Aku ingin foto bersama denganmu begitu dekat. Namun, karena itulah aku masih menjaga. Maaf ya, bukan bermaksud mengecewakanmu. Jadi tolong, pahami penjelasanku. Dan suatu saat nanti, kita akan bisa melakukan itu semua bersama-sama.

--

--

Eleanor

Penulis amatiran yang bingung menuangkan pikiran dalam kata-kata. Menulis apapun yang ada dipikiran, tanpa adanya sebuah batasan.